
Pemain berusia 22 tahun itu pun mulai mencuri perhatian eks pelatih timnas Thailand, Winfried Schafer, lantaran penampilannya yang cukup impresif bersama Buriram United. Schafer pun memanggil Chappuis saat melawan Lebanon pada ajang kualifikasi Piala Asia 2015.
Setelah itu, Chappuis di musim 2014 semakin bersinar ketika memperkuat Suphanburi FC. Tak ayal, pelatih Thailand U-23, Kiatisuk Senamuang, tak ingin menyia-nyiakan bakatnya. Zico, julukan Kiatisuk, pun memboyong Chappuis untuk memperkuat tim di ajang Asian Games 2014. Pada ajang itu, mantan pemain Grasshoppers itu menjadi salah satu pemain kunci yang berhasil mengantarkan Thailand U-23 menembus semi-final.
Dan, kerja sama itu berlanjut ketika Zico ditunjuk sebagai pelatih timnas Thailand untuk Piala AFF 2014. Kini, Chappuis menjadi salah satu gelandang paling berbahaya dengan visi bermain yang baik di Piala AFF kali ini. Dengan usianya yang masih muda plus berwajah tampan, bukan tak mungkin dia bakal menjadi David Beckham-nya Thailand. Dengan kata lain, dia adalah pemain Asia Tenggara rasa Eropa satu-satunya yang dimiliki Thailand saat ini.
happuis mendadak menjadi salah satu pemain muda fenomenal di Thailand. Maklum, dia merupakan anggota skuat timnas Swiss U-17 saat menjadi juara Piala Dunia U-17 2009. Namun, seiring berjalannya waktu ternyata dia lebih memilih untuk memperkuat timnas Thailand yang merupakan tanah kelahiran ibunya ketimbang timnas Swiss yang menjadi asal negara sang ayah.